Beranjak 30

Heyhooo!

Udah 10 bulan gue umur 30 tapi belum ada refleksi yang gue tulis ya… Yes 2022 emang spesial karena gue udah memasuki kepala 3 alias welcome 3.0 to me! I’m not 20s anymore.

Sejujurnya gue ga merasa ada yg istimewa banget karena prinsip gue pertambahan usia harus selalu disyukuri karena ga semua orang bisa sampai ke umur ini.

Prinsip ini udah gue pegang dari 3 SMP. Waktu itu gue inget banget pulang bimbel (bimbingan belajar, semacam les) terus dijemput saudara, biasanya Inong. Kita pergi ke gereja, di sana ada peti mati. Di dalamnya ada seorang mahasiswa yang meninggal karena kecelakaan.

One of memorable moments in my life karena gue denger kesaksian tentang orang ini baik-baik semua. Bahkan dia kecelakaan pas lagi bantuin sahabat. Gue sampe ikutan nangis denger testimoni tentang dia hiks.

Gue juga liat orang-orang yang melayat pada sedih banget, histeris karena kehilangan. Somehow itu membuat gue berpikir kalau umur panjang adalah berkat tersendiri.

Kayak, buat beberapa orang, yang penting lo masih hidup. Itu aja udah cukup.

Hello age 30!

Gue tahu ada juga orang yang takut ulang tahun soalnya merasa belum sesuai harapan. Itu wajar. Gue juga ngalamin kok. Di umur ini malahan.

Banyak target yang belum tercapai dan sejujurnya itu bikin gue sedih. Kecewa sama diri sendiri.

Dan lo tau apa excuse gue? Pandemi Covid-19. Ga bisa dipungkiri, emang 2 tahun belakangan ini like a shit. Kacau banget hidup. Banyak perubahan dan sejujurnya gue masih belum mampu beradaptasi.

Dan… walaupun gue tahu emang ada hal-hal yang di luar kontrol kita, tetap aja rasanya nyesek. Biarpun gue nangis sampe capek juga ga mengubah apapun.

Karena apapun itu, umur gue ga bakal berkurang dan yang bisa gue lakuin adalah terus berusaha biar gue ga menyesali sesuatu ketika melihat usia baru di depan mata.

Tapi, bagaimanapun juga, gue percaya tiap angka di usia kita memberi pelajaran yang berbeda, yang membuat kita makin bertumbuh. Ada amin?

So, yes, walau udah telat 10 bulan…
Happy 30 for me! Wish me happiness all around!

#roadtobeskinny2018 di Monas

Olahraga adalah salah satu pola hidup sehat yang (harusnya) dilakukan secara rutin. Sayangnya, tak semua orang bisa. Termasuk saya. Dan (mungkin) kamu yang sedang membaca ini. 

Tapi, biarpun tak rutin, saya ini pecinta jogging lho. Biasanya, saya treadmill setidaknya sekali seminggu selama setengah jam di Fitness Center kantor (iya, gamau rugi lah dapat fasilitas! Ahahaha). Biasanya di hari Senin sore, hari libur kerja, biar lebih santai.

Tapiii untuk kali ini berbeda! Bermula dari teman saya Putri yang awalnya ngajakin buat ikut trial kelas di sebuah Studio Senam. Sayangnya, vouchernya sudah saya buang, jadi dia pun malas ikutan. Tetiba, dia ngajakin buat jogging di Monumen Nasional alias Monas! Wahhhh senang sekali saya akhirnya bisa jogging di luar ruangan! Tanpa pikir panjang pun saya langsung bilang IYAAAA.

Akhirnya Minggu sore (6 Agustus 2017) kita berdua janjian di depan Monas. Awalnya hanya jalan-jalan santai dulu, ngobrol-ngobrol biasa karena kami juga sudah lama tak bertemu sejak ia pindah kanal di kerjaannya. Jadi ternyata, si Putri sadar kalo dia dah kegendutan! Ia bilang, sebenarnya ia ingin daftar menjadi pramugari, saat menghubungi maskapai yang ia incar, ternyata dia langsung ditolak saat itu juga karena berat badan tak sesuai…. (Saya ga bisa sebut soalnya privasi, tapi yang pasti lebih dari TB-110).

Jadilah dia pun ingin turunin berat badan menjadi setidaknya ideal. Padahal, kalo secara penampilan, dia termasuk proposional lho. Kami pun berlari sekitar 2,5 putaran Monas. Yah, sudah lumayan lah ya buat pemula hihi. Dengan motivasi #roadtobeskinny2018 kami pun bersemangat untuk membakar makin banyak lemak (walaun lebih banyak jalan daripada lari…)

Tapi kemudian, kami pun kelaparan setelah olahraga. Karena di sekitar Monas tak ada tempat makan, kami pun sepakat untuk berjalan ke arah Sarinah yang notabene banyak makanan. Dan di sana kami langsung melipir ke salah satu restoran fast food dan memesan satu gelas Milo, sebungkus kentang goreng, satu paket nasi ayam, dan dua es krim cone…….. (dalam hati langsung nyanyi: Semuanya sia-sia dan tak berarti lagiiiiiiii)

Tapi tidak apa-apa, setidaknya sudah ada lemak yang terbakar (walaupun muncul penggantinya dalam waktu singkat). Setidaknya tubuh sudah berkeringat. Setidaknya ketemu sama temen. Setidaknya saya akhirnya ke Monas setelah lebih dari 1,5 tahun di Jakarta!!

how i miss playing around with water

some people just cannot stop fall in love with water, especially sea, and i am one of them. it is like, i can forget all my burdens when i am all around big water. being inside the sea makes me better.

hello2

even though i am not so good at swimming, i still believe that water can keep me safe and sound (with the life jacket and fin hehehe). serenity inside the deep water holds me tender.

hello3

sometimes i think that water is an alive creature that knows how is my feeling without notified. just like you enjoy the wind on the beach with closed eyes, but in this situation, i keep my eyes wide open. all you feel just calmness.

the last time i say hi to sea was March this year with my bestie Titum, on Karimun Jawa island (Middle Java). i snorkled to three island (did not heard the name when mentioned by guide, huvt).

unfortunately, it was cloudy all day long so i could not show my sunburn skin to my fellas when i came back to town. but i really enjoyed the moments.

for lunch, we stopped by to an island and got hard rain! since the rain drizzles got to our plates, so we ate the lunch with rain water inside the plate. will never forget that! after around thirty minutes hard rain that became the light one, we still waited on the island. i felt chilly so i wore my rain coat, looked like a weirdo but i did not care.

well, on this third time snorkeled experience, i did it without life jacket!! OMG i was so proud of myself. *crying emote*
never thought i can do that. at first, i was so afraid cuz i know i am not so good at swimming. but then, saw Titum can do that easily, i collected all my courage and challenged myself (yes, i am the competitive one). i was taught by a guide called Morgan. but i failed to swim without life jacket cuz every time i got nervous and slowly to sink, he helped my fast.

after some times trying, finally i could snorkel without life jacket! oh thank God! but unfortunately, till the end of activity, i could not dive so i did not get a great pics inside the water. huh. at least i got a new lesson lah yaaa 🙂

about the corals on Karimun Jawa, i think they are the best so far. the color of them are soft, but not monotonous. the water is still clear and there is no jellyfish (when i snorkeled on Gili Trawangan island, Lombok, i got bitten by them on face!). shortly, i love this island!